Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian dan penyumbang beban penyakit terbesar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pola penyakit di Indonesia telah mengalami transisi epidemiologi selama dua dekade terakhir, terutama hipertensi dan diabetes. Merokok dan obesitas merupakan dua faktor risiko utama berbagai penyakit tidak menular, termasuk hipertensi, penyakit jantung, kanker, dan diabetes. Perilaku yang dapat diubah, seperti penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, dan penggunaan alkohol yang berbahaya, semuanya meningkatkan risiko NCD. Proyeksi jumlah penderita penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia diperkirakan akan mencapai sekitar 92 juta pada tahun 2024.
Kebiasaan gaya hidup tidak sehat yang mencakup gizi buruk, kurang olahraga, stres, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, merokok, kurang tidur dan konektivitas sosial yang buruk merupakan faktor kunci dalam patogenesis PTM. Namun bukti menunjukkan bahwa 80% penyakit kronis ini dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Pengobatan gaya hidup adalah spesialisasi medis yang menggunakan intervensi gaya hidup sebagai modalitas utama untuk mencegah, mengobati, dan mengelola penyakit kronis. Ini memiliki pendekatan unik untuk mencegah, mengobati dan membalikkan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup. Enam pilar pengelolaan gaya hidup—makanan utuh, pola makan yang didominasi tumbuhan, aktivitas fisik, tidur yang adekuat, manajemen stres, menghindari zat-zat berisiko, dan hubungan sosial yang positif.
Pengelolaan gaya hidup menerapkan prinsip-prinsip medis, perilaku, motivasi dan lingkungan. Pendidikan memegang peranan paling penting untuk menjaga perawatan diri dan manajemen diri.
Ilmu
Pengelolaan Gaya Hidup
Praktisi pengobatan gaya hidup adalah mereka yang akan menerapkan pilar pengobatan gaya hidup dalam praktik terbaiknya.
Perhimpunan Kedokteran Gaya Hidup Indonesia